Artikel Tetap
Treat Mars & Venus Differently
( 0 Komentar ) - Klik Profil Penulis
Rating Artikel :
Oleh : Ponijan Liaw
Save page as PDF
Allan dan Barbara Pease secara menarik menggambarkan perbedaan secara fisik dan psikis antara laki-laki dan perempuan dalam buku larisnya Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps. Di buku Men Are from Mars, Women Are from Venus, Dr. John Gray juga membedakan kebutuhan komunikasi kedua jenis jender ini. Sementara Willard F. Harley, Jr. menuliskan perbedaan perlakuan yang diinginkan oleh sepasang makhluk itu dalam buku bestseller-nya His Needs, Her Needs. Chin-Ning Chu melengkapi daftar panjang distingsi itu ketika secara khusus membahas tentang bagaimana strategi dan kebijaksanaan Sun Tzu bisa diaplikasikan oleh perempuan untuk meraih kemenangan dalam karir dan kehidupannya di buku teranyarnya The Art of War for Women. Masih banyak lagi buku yang bercerita tentang adanya perbedaan; kekuatan dan kelemahan dua makhluk berakal maha karya sang pencipta alam semesta ini. Seolah-olah, semua penulis buku jenis ini ingin berkata, "berhentilah memperlakukan laki-laki dan perempuan secara sama. Karena faktanya mereka berbeda."
Perempuan dan laki-laki berbeda dalam banyak hal. Tidak ada satu yang dapat mengklaim dirinya lebih baik dari yang lain. Yang ada hanyalah mereka berbeda. Baiknya kita lihat perbedaan berikut. Pria itu lebih direct sifatnya, sementara perempuan sebaliknya, indirect. Artinya, pria lebih suka pembicaraan yang langsung ke pokok persoalan. Ini disebabkan kaum memiliki ruang otak yang mono-track sifatnya. Maksudnya, mereka hanya bisa memberikan konsentrasi penuh pada satu hal dalam satu waktu. Kompartemen otak yang mono itu lebih menyukai fokus mendalam terhadap satu topik. Situasi sebaliknya akan dapat dilihat pada kelompok perempuan. Mereka adalah makhluk yang menyukai hal-hal yang tidak langsung sifatnya. Contohnya, menurut Allan Pease, jika mereka pergi ke toilet, dapat dipastikan toilet mengalami pergeseran fungsi utama. Selain sebagai tempat membuang hajat, ia juga difungsikan sebagai tempat merias, ngerumpi dan menata diri. Perbedaan lain kaum hawa dibandingkan pria adalah kompartemen otaknya yang lebih banyak: multi-track. Mereka bisa mendengar dan berbicara pada saat bersamaan. Jangan bingung ketika Anda mendengar mereka berganti topik seperti potongan gambar dari beragam sinetron yang tidak saling terhubung dalam hitungan detik! Tidak ada kesimpulan. Tidak perlu pula ada yang memonopoli pembicaraan dengan topik monoton yang membosankan. Semua variasi topik pembicaraan akan dapat disimpan dalam ruang otak yang banyak itu.
Strategi Berbeda
Memahami bahwa laki-laki dan perempuan adalah dua makhluk yang berbeda dalam minat dan daya tampung informasi, sebaiknya strategi yang digunakan juga berbeda. Jika hanya ada satu cara yang digunakan untuk menjaring hati kedua makhluk ini, bersiap-siaplah untuk menuai kecewa. Abraham Maslow, seorang psikolog Amerika termasyur pernah menggambarkan hal ini dengan jelas dan tepat ketika ia mengatakan, "If the only tool you have is a hammer, you tend to see every problem as a nail." Jika alat yang Anda miliki hanya sebuah martil, Anda akan cenderung melihat setiap persoalan seperti paku. Padahal tidak semua persoalan adalah paku. Ada besi, kayu, logam, emas, perak dan perunggu. Martil yang dimiliki tidak akan pernah bisa digunakan secara generik untuk kepentingan (baca: persoalan) yang berbeda. Karena Adam dan Hawa memang berbeda!
Secara pragmatik, untuk kaum pria sebaiknya pendekatan yang digunakan adalah pendekatan profesional semi formal. Maksudnya, kembangkan pembicaraan yang lebih terarah dan terstruktur dengan kaum berdasi ini. Topiknya harus tunggal dan sistematika penjelasannya harus berjalan secara linear dan runtun. Jika mereka puas secara kuntitatif dan kualitatif dengan penjelasan Anda, repeat order terhadap produk Anda akan berjalan secara mekanis dan otomatis.
Untuk kaum hawa begini caranya; karena mereka relatif lebih suka membina kehangatan dan persahabatan sebelum masuk ke ranah bisnis, ikuti saja alur itu. Dan yang pasti variasi produk bisa didisplay di depan mereka untuk mendapatkan renspons. Namun, jangan terkecoh jika mereka kelihatannya tertarik dengan produk Anda. Bisa saja ia tidak bermaksud membelanjakan rupiahnya untuk barang itu. Ia hanya ingin menghargai usaha Anda. Ingatlah bahwa mereka adalah makhluk indirect!
Satu lagi informasi tambahan mengenai makhluk beda jender ini. Ada sebuah penelitian baru di Amerika Serikat yang dimuat di Journal of Personality and Social dan dilansir The Daily Telegraph yang menyebutkan bahwa terdapat kecenderungan perempuan lebih mudah memaafkan daripada pria. Kaum hawa ini kerap kali mengabaikan kesalahan seseorang. Alhasil, kaum ini lebih sedikit yang mudah menaruh dendam dibandingkan pria. Kaum Adam ternyata perlu usaha keras untuk memberi maaf kepada seseorang. Psikolog dari Cleveland's Case Western Reserve University, Julie Exline yang telah meneliti persoalan ‘maaf-memaafkan' ini sejak tahun 1998 hingga 2005, dengan lebih dari 1.400 pelajar menyebutkan, lelaki bisa lebih pemaaf jika dia ikut membangun empati dengan orang yang bersalah. Artinya, lelaki harus terlebih dahulu memiliki pandangan bahwa kesalahan serupa juga bisa mereka lakukan. Artinya, lebih berhati-hatilah jika berkomunikasi dengan para pria. Jangan sampai melukai hati mereka. Sekali terluka, mereka akan pindah ke lain hati! Waspadalah!
No comments:
Post a Comment