Thursday, March 26, 2009

Lima Jurus Pengendalian Diri

Oleh : Adi W. Gunawan

Baru-baru ini saya mendapat email dari seorang pembaca buku, sebut saja Pak Anton, yang menanyakan cara untuk mengendalikan pikiran. Pak Anton merasa selama ini bukannya ia yang mengendalikan pikirannya namun pikirannya lah yang mengendalikan dirinya. Saat ingin berpikir positif.. eh.. yang muncul malah pikiran yang negatif. Di lain kesempatan, menurut Pak Anton, ia sulit mengendalikan dirinya dari dorongan keinginan yang ia tahu tidak seharusnya ia turuti.

Misalnya Pak Anton ini baru makan. Saat ditawari kawannya makan, ia menerima tawaran itu dan ikut makan bersama kawannya. Di lain kesempatan, saat badannya lagi capek, habis bekerja seharian, ia diajak kawannya dugem. Lha, kok ya dituruti ajakan ini. Padahal Pak Anton tahu tubuhnya butuh istirahat. Dan benar, karena kurang istirahat Pak Anton jatuh sakit.

“Bagaimana ya Pak cara untuk bisa mengendalikan diri saya? Saya tahu apa yang harus saya lakukan namun ada bagian lain dari diri saya yang mendorong-dorong saya untuk melakukan hal yang tidak ingin saya lakukan. Seringkali saya merasa ada konflik dalam diri saya dan yang menang adalah bagian yang mendorong saya melakukan hal yang sebenarnya, menurut saya, tidak perlu saya lakukan. Setelah melakukannya saya merasa menyesal, bersalah, dan jengkel pada diri saya”, tanya dan keluh Pak Anton pada saya.

Pembaca, apa yang dialami Pak Anton ini sangat lumrah kita alami. Setiap hari pasti ada konflik kecil dalam diri kita. Bahkan untuk urusan bangun tidur saja kita sudah mengalami konflik diri, ada satu bagian yang berkata, ”Hei... sudah pagi nih. Sudah waktunya bangun. Siap-siap ke kantor”, dan bagian yang satu lagi berkata, ”Nggak perlu bangun sekarang. Lima menit lagi lah. Kan tadi malam kamu tidurnya cukup larut malam. Kalo ditambah lima menit kan nggak apa-apa toh”.

Anda pernah mengalami hal seperti ini?

Lima jurus yang saya jelaskan di artikel ini berguna sebagai strategi untuk mengendalikan diri dalam berbagai aspek kehidupan. Jurus ini bisa anda terapkan untuk apa saja, yang berurusan dengan pengendalian diri.

Ok, sekarang mari kita bahas masing-masing jurus. Anda bisa menggunakan setiap jurus ini, secara terpisah, berdiri sendiri saat anda mencoba mengendalikan diri, atau bisa beberapa jurus secara bersamaan.

Jurus pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan. Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh, tidak menipu, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan tindakan asusila.

Saat ada dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif, coba larikan ke rambu-rambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan atau bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama?

Misalnya kita mendapat kesempatan untuk mendapat untung dengan cara yang tidak wajar. Bahasa yang lebih langsung adalah kesempatan untuk korupsi. Saat terjadi konflik diri antara ya atau tidak, mau melakukan atau tidak, kita dapat mengacu pada prinsip moral di atas. Agama mengajarkan kita untuk tidak mencuri atau mengambil barang yang bukan milik kita, tanpa seijin pemiliknya. Kalau kita teguh dengan prinsip moral ini maka kita tidak akan mau korupsi. Korupsi itu dosa. Korupsi itu karma buruk. Bisa masuk neraka lho.

Jurus kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka.

Misalnya seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita. Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan.

Saat kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau masih belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan diri.

Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu, prinsip moral, dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri?

Lakukan jurus ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar nggak tahan, mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan. Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini:
• Apa sih untungnya saya marah?
• Apakah benar reaksi saya seperti ini?
• Mengapa saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
• Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh” nanti reputasi saya rusak, kan saya yang rugi sendiri.

Dengan melakukan perenungan kerap kali maka kita akan mampu mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif maka logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita melakukan perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi atau keinginan kita akan menurun.

Jurus keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran. Emosi naik, turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat emosi bergejolak sadari bahwa ini hanya sementara. Usahakan tidak larut dalam emosi. Gunakan kesabaran, tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk menentukan respon yang bijaksana dan bertanggung jawab. Oh ya, tahukah anda bahwa kata bertanggung jawab itu dalam bahasa Inggris adalah responsibility, yang bila kita pecah menjadi response-ability atau kemampuan memberikan respon?

Kalau sudah menggunakan kesabaran masih juga belum bisa, bagaimana?

Lakukan jurus kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi akan mereda.

Tuesday, March 24, 2009

Anak Kecil Lebih Lihai Hipnosis

April 25, 2007 By: Adi W. Gunawan Category: Hypnosis/therapy

Malam ini saya hampir menjadi “korban” waking-hypnosis, hipnosis dengan mata terbuka, yang dilakukan anak bungsu kami, I Siang, 6,5 tahun.

Anda pasti berpikir, “Ah, yang benar. Nggak salah nih? Masa pakar hipnosis/hipnoterapi bisa dikerjai anak kecil?”.

Benar. Saya hampir terkena hipnosisnya. Dan yang membuat kejadian ini luar biasa adalah I Siang benar-benar mampu mengarahkan perasaan dan pikiran saya dengan sangat halus, tanpa saya sadar bahwa saya sudah terkena waking-hypnosis.

Ceritanya begini. Tadi sore sekitar jam 18.00 saya dan istri ke TP 1. Kami pulang sekitar 20.30. Nah, saat di kamar, I Siang bertanya kepada saya, “Papa tadi ke mana?”

“Ke TP 1″, jawab saya

“Kok, lama sih. Papa tadi sudah makan?”

“Sudah”

“I Siang tadi nunggu papa. Mau makan sama-sama. Nggak tahunya papa sudah makan di luar. I Siang lapar, Pa. Belum makan malam.”

Wah, saya langsung merasa bersalah sekali. Perasaan bersalah ini berasal dari pikiran saya yang berkata, “Wah kasihan sekali si I Siang. Dia mau makan sama saya eh… saya malah makan di luar. Dan I Siang sudah menunggu lama.”

Saya benar-benar merasa bersalah. Dan karena ini sudah sekitar jam 21.00 saya langsung menawarkan, “I Siang minum susu saja ya?”

“Iya Pa. Tapi Papa yang buatkan ya”, jawab I Siang polos.

Hampir saja saya berdiri dari kursi dan membuatkan segelas susu hangat untuk I Siang sebagai penebus rasa bersalah saya.

Saya akhirnya sadar bahwa sedang “dikerjai” si I Siang karena saya melihat senyum “nakal”nya saat saya mau membuat susu. Dan saya langsung ingat bahwa tadi sore sekitar jam 18.00 I Siang sudah makan malam.

Ck..ck…ck…. lihai sekali anak yang satu ini.

Begitu berhasil menangkap trik nakal I Siang saya langsung berkata,”I Siang yang buat sendiri ya. Itu kaleng susu dan gelasnya. Gampang kan membuat susunya.”

Melihat triknya nggak berhasil, I Siang ganti haluan. Sekarang I Siang meminta mamanya yang membuatkannya susu.

Kali ini I Siang berhasil. Namun tidak pake trik. Memang biasanya kalau malam mamanya membuatkan susu hangat sebelum I Siang tidur.

Saya lalu menganalisis trik yang I Siang gunakan. Sungguh cerdik anak ini. Entah belajar dari mana. Saya sendiri nggak pernah mengajarkan teknik seperti yang I Siang gunakan.

Hebatnya lagi I Siang langsung menggugah emosi saya. Dan biasanya kalau emosi kita sudah terpengaruh maka logika nggak jalan.

Saya langsung teringat beberapa kejadian saat I Siang masih di TK B. Tugas yang seharusnya I Siang kerjakan sendiri di kelas, eh.. entah bagaimana caranya, sambil ia mengajak ngobrol gurunya, ternyata gurunya yang secara tidak sadar mengerjakan tugas itu. Gurunya baru sadar setelah mengerjakan hampir setengah dari tugas yang seharusnya I Siang kerjakan.

Saya akhirnya sadar bahwa seringkali anak lebih lihai menghipnosis orangtuanya daripada sebaliknya.

So…rekan-rekan… hati-hati ya sama anak kita.

Salam,

Adi W. Gunawan

The Re-Educator & Mind Navigator

www.adiwgunawan.com

Tip Praktis NLP#42 For Kid: Alihkan dulu “9 Ide Atasi Stres Saat Ujian”



July 09, 2008 By: Krishnamurti Category: NLP & Pengasuhan

Hai adik-adikku!

Kamu pasti pernah deh mengalami “hang” atau seperti perasaan “tegang” saat ujian. Sehingga, walau kamu tahu jawaban dari salah satu soal yang mungkin sangat mudah, namun tiba-tiba jawabannya “hilang”, bukan?

Gimana dong ngatasinya?

Ini ada beberapa ide terapan NLP ala kakak, saat ngalami “hang”. Pilih salah satu ide yang kamu rasa paling pas untuk kamu. Latihan dulu aja sampai mahir. Lalu, terapan dan lihat hasil ujian kamu. Kalo sudah makin mahir, pilih terapkan yang lainnya agar kamu punya beberapa teknik untuk atasi situasi ini.

1. Dalam 1 tarikan nafas, dalam hati hitung angka 1 sampai angka tertinggi yang kamu bisa. Lalu, tahan nafas kamu sebentar, kemudian hitung mundur dari angka tertinggi tadi menuju angka 1, dalam 1 hembusan nafas juga. Ulangi beberapa kali, jika kamu rasa perlu.

2. Tekan atau pencet kelingkingmu sampai terasa sakit, pindahkan perhatian kamu ke rasa sakit kelingking itu, bayangkan stresnya pindah ke kelingking itu, lalu lepaskan pelan-pelan, sambil merasakan stres kamupun ikut lenyap.

3. Lihat ke luar jendela, lalu bayangkan ras stres yang ada di kepala kamu atau mungkin di dada kamu, pindah melayang ke tempat yang kamu ingin cantolkan. Bisa kamu cantolkan ke pucuk pohon, di daun pohon atau terbang menyelinap di awan yang jauh tinggi sekali…

4. Tarif nafas gaya Opa Bandler, ini kakak dapat idenya saat ikut training terapan NLP di Orlando, Maret 2008 lalu, gini lho caranya: tarik nafas cepat lewat mulut, lalu hembuskan lewat hidung. Lakukan beberapa kali sampai terasa rileks…

5. Tarik nafas pelan-pelan banget, lalu tahan nafas selama yang kamu bisa, boleh tahan nafas di perut atau di dada, lalu buang nafas pelan-pelan juga, sambil berkata dalam hati: “Tenang, tenang, tenang…”. Boleh juga tambahkan nama kamu, seperti: “Tenang Krishna, tenang Krishna, tenang Krishna…” atau kata-kata lain yang kamu rasa cocok untuk kamu. Boleh diulang, jika perlu…

6. Dongakkan kepala kamu ke langit-langit, lalu lihat salah satu titik, pilih bebas aja… Hitung mundur dalam hati: “3..2..1..” atau boleh juga hitung lebih lama: “10..sampai 1..”

7. Dongakkan kepala kamu ke langit-langit, lalu buang nafas seperti kamu meniup lilin. Ulangi, kapanpun kamu inginkan…

8. Dengan wajah tetap menghadap ke depan, gerakan bola mata kamu demikian:

- katakan dalam hati: “Atas” dan gerakan mata kamu ke atas.

- katakan dalam hati: “Kanan” dan gerakan mata kamu ke kanan.

- katakan dalam hati: “Bawah” dan gerakan mata kamu ke bawah.

- katakan dalam hati: “Kiri” dan gerakan mata kamu ke kiri.

- Ulangi beberapa kali, misalnya 5 putaran. Boleh dibuat putaran yang terbalik: atas, kiri, bawah, kanan…

Lakukan beberapa kali, lalu pilih soal yang sudah kamu temukan jawabannya, ulangi lagi cara diatas, kapanpun kamu perlu. Teknik ini hasil dari penelitian Opa Grinder yang kakak aplikasikan untuk kondisi-kondisi tertentu…

9. Bayangkan diri kamu melayang keluar dari kelas tempat ujian, kembali ke rumah atau tempat dimana kamu belajar, buka kembali semua memori saat itu. Cari informasi yang dibutuhkan, lalu kembali bayangkan ke kelas untuk melanjutkan ujian. Baik sekali melakukan teknik 1 sampai 8 dulu, sebelum mencoba yang ke 9 ini.

Nah, setelah kamu merasa tenang, lanjutkan mengerjakan soal ujian yang kamu anggap paling mudah. Ingat, strategi sukses mengerjakan ujian adalah pilih yang mudah dulu. Bukan sesuai urutan 1, 2, 3 dan selanjutnya.

Dan, yang paling penting setelah kamu menguasai teknik-teknik mengatasi stres ini, kamu harus tetap belajar yang terbaik dan berikan yang terbaik untuk diri kamu sendiri dan tentunya, buatlah bangga orang tuamu…

Dalam kehidupan ini, semua orang perlu ujian. Karena hanya dengan ujian, kita bisa naik kelas. Bayangkan kalau tidak ada ujian, kan hidup jadi nggak seru, dong!

Selamat menikmati ujian! Mkain pintar ya…

Kak Krishna

Tip Praktis NLP#62: Jepreeeet!!! “Switch from Negative to POSITIVE”

March 24, 2009 By: Krishnamurti Category: Dasar NLP

“Gimana nge-switch pikiran dari Negatip ke Positip?”

Demikian salah satu pertanyaan yang paling banyak ditanyakan, baik oleh peserta pelatihan motivasi yang saya bawakan, maupun oleh pendengar acara Terapi Musik di Radio Sonora, setiap minggu malam. Cukup banyak idenya, namun salah satu ide sederhana, mudah dan unik, tiba-tiba muncul kembali saat selesai Seminar Motivasi untuk lebih dari 1.000 Consultant Oriflame di Bandung, Minggu, 22 Maret 2009 lalu.

“Aha” ini muncul saat tertidur di mobil dalam perjalanan kembali ke Jakarta. Saat terbangun, langsung saya catat di kertas kecil, lalu saya buat artikelnya untuk diposting ke PortalNLP.com

Ide “Aha” ini pernah saya lakukan sekitar 12 tahun lalu, yang diajarkan oleh Mentor, Leader dan Guru saya yakni Bpk. Viriyawan Murti yang saya kagumi dan saya hormati sampai saat ini…

Mengapa Pikiran perlu di-SWITCH?

Sederhana saja idenya, sebelum kita berbicara cara untuk sukses, cara untuk kaya, cara untuk maju dsb dsb… Sangatlah sulit untuk mengajarkan hal tersebut jika pikiran kita masih di bagian gelap, bagian hitam, bagian negatip. Mengapa? Analoginya, begini: Bila otak kita sudah berwarna hitam, maka warna apapun yang masuk, akan tetap keluar sebagai warna hitam.

Jadi, dari pada mengajarkan sesuatu kepada orang “hitam”, lebih baik ajarkan dulu orang tersebut menjadi “putih”, bukan? Agar apa yang akan dibagikan menjadi warna-warna baru yang disukainya… Nah, pertanyaan berikutnya. Apakah pikiran bisa…

Berubah dengan CEPAT?

Jawabannya YA. Kok bisa? Lha, seseorang fobia kecoa, hanya dalam beberapa detik saja. Artinya otak kita bekerja dengan SANGAT CEPAT. Kalo begitu, kita perlu cara yang bisa merubah pikiran kita dengan cepat. Tepat sekali! Ini ide sederhananya, yang di dapatkan dari terapi untuk orang gila ha ha ha… yakni SHOCK Therapy. Idenya sederhana, begini caranya, mulai sekarang gunakan…

Karet Gelang

Boleh ditangan kiri, boleh juga di tangan kanan Anda. Untuk apa? Untuk sebuah simbol janji, untuk sebuah tanda tekad. Tekad untuk apa? Tekad untuk berubah, berubah menjadi pribadi yang positip. Apa fungsinya?

Ya, untuk JEPRET tangan Anda sendiri, untuk menghukum diri Anda sendiri. Untuk memberikan rasa sakit, memberikan efek Shock Therapy.

Kapan?

Kapanpun, saat Anda berpikiran negatip, saat pikiran Anda sedang sebel, saat pikiran Anda sedang marah dan saat apapun yang membuat Anda kontra produktif. Tarik karet gelang tersebut yang tinggi, lalu lepaskaaan…. dan Preeet!!! Karet gelangpun memberi rasa perih di kulit tangan. Uh uh uh… Seru kan? Sederhana lagi…

Mudah? Nah, tentu tidak. Mengapa? Saat awal saja, Anda akan mengatasi rasa malu dengan memakai gelang karet, ada perasaan norak, ada perasaan malu, ada perasaan aneh dsb. Namun, saat Anda bisa mengatasi hal ini, Anda menang dengan diri Anda sendiri.

Setelah itu, lakukan dengan disiplin, lakukan dengan sungguh-sungguh ide yang sangat sederhana ini. Sampai kapan? Sampai Anda hanya berpikir positip…

Berapa lama saya menggunakannya?

Saya perlu waktu lebih dari setahun ha ha ha… Lama sekali ya? Betul, namun buahnya juga sangat luar biasa. I can control my self, I can control my MIND anda I can control my life.

Apa buah yang paling luar biasa dan berharga dari kegiatan ini? Buat saya, ternyata tidak hanya berpikir positip, namun saya malah jadi orang yang NO MIND ha ha ha…. Dan, hal ini akan sangat berguna saat saya melakukan MODELLING, proses yang saya lakukan menjadi SANGAT CEPAT. Perubahan dalam diripun menjadi QUANTUM LEAP! Thanks dan total respect to my Guru, Bpk Viriyawan Murti yang telah menorehkan sejarah sukses dalam perjalanan hidup saya…

Demikian sharing ide sederhana ini, semoga Andapun tertarik untuk ikutan “malu” ha ha ha… Semoga berhasil…

Jalan Tol Bandung-Jakarta, 22 Maret 2009

Krishnamurti - Mindset Motivator

Monday, March 23, 2009

Treat Mars & Venus Differently

Artikel Tetap
Senin, 07-April-2008; 08:30:01 WIB
Treat Mars & Venus Differently
( 0 Komentar ) - Klik Profil Penulis
Rating Artikel :
Oleh : Ponijan Liaw

Save page as PDF

Allan dan Barbara Pease secara menarik menggambarkan perbedaan secara fisik dan psikis antara laki-laki dan perempuan dalam buku larisnya Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps. Di buku Men Are from Mars, Women Are from Venus, Dr. John Gray juga membedakan kebutuhan komunikasi kedua jenis jender ini. Sementara Willard F. Harley, Jr. menuliskan perbedaan perlakuan yang diinginkan oleh sepasang makhluk itu dalam buku bestseller-nya His Needs, Her Needs. Chin-Ning Chu melengkapi daftar panjang distingsi itu ketika secara khusus membahas tentang bagaimana strategi dan kebijaksanaan Sun Tzu bisa diaplikasikan oleh perempuan untuk meraih kemenangan dalam karir dan kehidupannya di buku teranyarnya The Art of War for Women. Masih banyak lagi buku yang bercerita tentang adanya perbedaan; kekuatan dan kelemahan dua makhluk berakal maha karya sang pencipta alam semesta ini. Seolah-olah, semua penulis buku jenis ini ingin berkata, "berhentilah memperlakukan laki-laki dan perempuan secara sama. Karena faktanya mereka berbeda."

Perempuan dan laki-laki berbeda dalam banyak hal. Tidak ada satu yang dapat mengklaim dirinya lebih baik dari yang lain. Yang ada hanyalah mereka berbeda. Baiknya kita lihat perbedaan berikut. Pria itu lebih direct sifatnya, sementara perempuan sebaliknya, indirect. Artinya, pria lebih suka pembicaraan yang langsung ke pokok persoalan. Ini disebabkan kaum memiliki ruang otak yang mono-track sifatnya. Maksudnya, mereka hanya bisa memberikan konsentrasi penuh pada satu hal dalam satu waktu. Kompartemen otak yang mono itu lebih menyukai fokus mendalam terhadap satu topik. Situasi sebaliknya akan dapat dilihat pada kelompok perempuan. Mereka adalah makhluk yang menyukai hal-hal yang tidak langsung sifatnya. Contohnya, menurut Allan Pease, jika mereka pergi ke toilet, dapat dipastikan toilet mengalami pergeseran fungsi utama. Selain sebagai tempat membuang hajat, ia juga difungsikan sebagai tempat merias, ngerumpi dan menata diri. Perbedaan lain kaum hawa dibandingkan pria adalah kompartemen otaknya yang lebih banyak: multi-track. Mereka bisa mendengar dan berbicara pada saat bersamaan. Jangan bingung ketika Anda mendengar mereka berganti topik seperti potongan gambar dari beragam sinetron yang tidak saling terhubung dalam hitungan detik! Tidak ada kesimpulan. Tidak perlu pula ada yang memonopoli pembicaraan dengan topik monoton yang membosankan. Semua variasi topik pembicaraan akan dapat disimpan dalam ruang otak yang banyak itu.

Strategi Berbeda

Memahami bahwa laki-laki dan perempuan adalah dua makhluk yang berbeda dalam minat dan daya tampung informasi, sebaiknya strategi yang digunakan juga berbeda. Jika hanya ada satu cara yang digunakan untuk menjaring hati kedua makhluk ini, bersiap-siaplah untuk menuai kecewa. Abraham Maslow, seorang psikolog Amerika termasyur pernah menggambarkan hal ini dengan jelas dan tepat ketika ia mengatakan, "If the only tool you have is a hammer, you tend to see every problem as a nail." Jika alat yang Anda miliki hanya sebuah martil, Anda akan cenderung melihat setiap persoalan seperti paku. Padahal tidak semua persoalan adalah paku. Ada besi, kayu, logam, emas, perak dan perunggu. Martil yang dimiliki tidak akan pernah bisa digunakan secara generik untuk kepentingan (baca: persoalan) yang berbeda. Karena Adam dan Hawa memang berbeda!

Secara pragmatik, untuk kaum pria sebaiknya pendekatan yang digunakan adalah pendekatan profesional semi formal. Maksudnya, kembangkan pembicaraan yang lebih terarah dan terstruktur dengan kaum berdasi ini. Topiknya harus tunggal dan sistematika penjelasannya harus berjalan secara linear dan runtun. Jika mereka puas secara kuntitatif dan kualitatif dengan penjelasan Anda, repeat order terhadap produk Anda akan berjalan secara mekanis dan otomatis.

Untuk kaum hawa begini caranya; karena mereka relatif lebih suka membina kehangatan dan persahabatan sebelum masuk ke ranah bisnis, ikuti saja alur itu. Dan yang pasti variasi produk bisa didisplay di depan mereka untuk mendapatkan renspons. Namun, jangan terkecoh jika mereka kelihatannya tertarik dengan produk Anda. Bisa saja ia tidak bermaksud membelanjakan rupiahnya untuk barang itu. Ia hanya ingin menghargai usaha Anda. Ingatlah bahwa mereka adalah makhluk indirect!

Satu lagi informasi tambahan mengenai makhluk beda jender ini. Ada sebuah penelitian baru di Amerika Serikat yang dimuat di Journal of Personality and Social dan dilansir The Daily Telegraph yang menyebutkan bahwa terdapat kecenderungan perempuan lebih mudah memaafkan daripada pria. Kaum hawa ini kerap kali mengabaikan kesalahan seseorang. Alhasil, kaum ini lebih sedikit yang mudah menaruh dendam dibandingkan pria. Kaum Adam ternyata perlu usaha keras untuk memberi maaf kepada seseorang. Psikolog dari Cleveland's Case Western Reserve University, Julie Exline yang telah meneliti persoalan ‘maaf-memaafkan' ini sejak tahun 1998 hingga 2005, dengan lebih dari 1.400 pelajar menyebutkan, lelaki bisa lebih pemaaf jika dia ikut membangun empati dengan orang yang bersalah. Artinya, lelaki harus terlebih dahulu memiliki pandangan bahwa kesalahan serupa juga bisa mereka lakukan. Artinya, lebih berhati-hatilah jika berkomunikasi dengan para pria. Jangan sampai melukai hati mereka. Sekali terluka, mereka akan pindah ke lain hati! Waspadalah!

Bincang - bincang

Bagi rekan-rekan yang sekedar ingin berbincang-bincang dan bertukar pengalaman atau berita, bisa mengirimkannya disini. (Klik link 'comments' dibawah ini).

Makhluk Tuhan Paling Laris

Artikel Tetap
Senin, 21-April-2008; 16:38:42 WIB
Makhluk Tuhan Paling Laris
( 1 Komentar ) - Klik Profil Penulis
Rating Artikel :
Oleh : Ponijan Liaw

Save page as PDF

Diciptakan alam pria dan wanita/dua makhluk dalam asuhan dewata/ditakdirkan bahwa pria berkuasa/adapun wanita lemah lembut manja/wanita dijajah pria sejak dulu/dijadikan perhiasan sangkar madu/namun ada kala pria tak berdaya/tekuk lutut di kerling wanita

Ismail Marzuki (1914-1958) tentu telah melewati proses penetrasi instrinsik-empirik melalui kontemplasi panjang nan mendalam ketika menciptakan lagu ‘Sabda Alam' tersebut di atas. Syair lagu pendek tersebut mengkonstruksikan betapa perempuan menyimpan akumulasi pesona abadi penarik hati. Spektrum pesona itu terurai melalui karakter dasar indah (lemah, lembut dan manja), estetika (perhiasan sangkar madu), dan daya tarik (pria tak berdaya, tekuk lutut di kerling wanita). Era boleh berganti. Teknologi pun semakin mumpuni. Namun, syair lagu gubahan sang maestro tentang wanita itu masih memiliki relevansi sampai masa kini. Singkat kata, makhluk hawa satu ini sungguh menjadi sumber aspirasi dan inspirasi yang tidak pernah kurang dan kering dalam sejarah peradaban hidup manusia. Entah itu untuk dibuat lagu, patung, cerita, atau sederet karya seni lainnya.

Guna menguatkan fakta di atas, tengok saja bukti berikut yang menggambarkan bagaimana kristalisasi komunikasi hati nurani bekerja demi apresiasi terhadap kaum hawa ini. Konversasi batiniah abstrak itu pun tertuang dalam simbol-simbol karya konkret di pentas panggung sandiwara ini. Ada Leonardo da Vinci yang menghasilkan lukisan mewah nan fenomenal seorang wanita molek, Monalisa. Ada sederet ungkapan dan peringatan kompensatoris untuk kaum Venus ini (meminjam istilah Dr. John Gray - Man Are from Mars & Women Are from Venus). Di antaranya: surga terletak di bawah kaki ibu, kisah Malin Kundang (durhaka terhadap ibu), ibu pertiwi, ibu kota, ibu jari, Hari Ibu dan Hari Kartini. Apresiasi itu semakin nyata ketika jumlah partisipasi aktif perempuan mengalami peningkatan kuantitatif dan kualitatif. Eskalasi jumlah kuota perempuan pun meningkat signifikan dalam kepengurusan partai, anggota dewan, menteri, dan jabatan strategis lainnya. Bahkan untuk pertama kalinya kaum wanita bisa ikut menjadi operator angkutan bus yang nyaman dan bebas dari kemacetan di Jakarta. Walau pun di kota Bogota, Kolombia, kota asal mula program busway ini, pengemudi wanita sudah merupakan pemandangan yang lumrah. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang masih berstatus mahasiswi. Tidak ada parameternya memang apakah pemandangan di Jakarta ini sebuah kemajuan atau sebaliknya. Yang terang adalah telah terjadi diversifikasi posisi antar gender di negeri ini. Deretan varian posisi ini semakin lengkap ketika Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie (09/04/08) mengusulkan setidaknya harus ada satu perempuan dari sembilan anggota hakim konstitusi yang ada para periode mendatang. Soalnya, di beberapa negara yang ada MK-nya juga terdapat hakim konstitusi perempuan, termasuk di Turki. Sesungguhnya, kesemua aksi simpatik dan empatik itu bertujuan menumpahkan seluruh isi ruang afeksi yang penuh cinta sang pemiliknya guna membayar karya dan jasa kaum yang melahirkan ini.

Mahkluk Laris

Makhluk Tuhan bergender feminin ini bukan hanya diapresiasi melalui notasi lagu, kanvas, ungkapan dan perayaan, ia pun menjadi rebutan makhluk maskulin di alam nyata mau pun dunia maya dan elektronik (internet dan televisi). Maka tidak heran, jika dalam dunia periklanan, dua model yang sering dikontrak adalah bayi dan perempuan. Kedua makhluk ini memang memiliki daya tarik yang maha dahsyat. Yang satu lucu. Yang lainnya indah dan lembut untuk ditatap dan dirasa. Penelitian tentang hal ini pun membuktikannya. Menurut mantan wartawati Majalah Tempo, Nanik Ismiani, karena keindahannya, untuk iklan produk yang terbuka buat kedua gender itu, antara laki-laki dan perempuan, biasanya perempuanlah yang terseleksi. Alasannya, antara lain karena kecantikannya. Ia sering menjadi sumber inspirasi, termasuk bisa memperkuat positioning sebuah produk. Ambil contoh, para artis sabun kecantikan Lux. Sampai hari ini mungkin Widyawati dan Tamara Blezinsky masih tertancap relatif kuat sebagai model sabun kecantikan bintang film itu. Mereka berada di top of mind pemirsa dan penikmat iklan. Di sisi lain, Okky Asokawati, mantan peragawati kondang mengakui, perempuan dan iklan memang tidak bisa dipisahkan. Ia juga menambahkan bahwa perempuan memiliki kekuatan dalam menarik dan menjual produk yang diiklankan. Inilah mengapa kaum lemah lembut ini dikejar dan dibayar untuk sebuah advertensi.

Selain menjadi model iklan yang laris manis, keterlibatan kaum perempuan di dunia usaha, khususnya usaha kecil-menengah, ternyata cukup signifikan. Data dari Badan Pusat Statistik (1998) menyebutkan bahwa 12 persen UKM secara resmi terdaftar sebagai milik perempuan. Namun, jika ditambahkan perempuan pada kategori sektor informal (tradisional), jumlah UKM yang melibatkan perempuan pengusaha ini dapat mencapai di atas 30 persen. Data Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia sendiri menunjukkan bahwa ada sekitar 16 ribu wanita pengusaha yang menjadi anggota organisasi tersebut. Berangkat dari pengalaman di UKM, peluang baru yang mulai dilirik kaum perempuan pengusaha adalah industri kreatif. Soalnya, trend ekonomi ke depan mengarah pada ekonomi kreatif (creative economy) dan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Dalam percaturan industri baru saat ini, modal manusia (human capital) akan lebih menjadi keunggulan komparatif dan kompetitif dibanding beragam faktor produksi lainnya. Selain itu, jenis industri baru ini juga memberikan fleksibilitas kerja yang lebih besar dibanding cara kerja tradisional dan konvensional. Bukan hanya soal tempat dan waktu yang terasa semakin fleksibel namun juga teknologi yang digunakan semakin menipiskan jarak ruang yang ada. Pekerjaan bisa dilakukan di mana saja tanpa harus ngantor. Artinya, job desk dan job list bisa juga dituntaskan di rumah. Model kerja seperti ini kelihatannya lebih pas untuk kaum hawa yang memang menginginkan basis kerjanya tetap di rumah. Peran ganda pun bisa dilakoni pada waktu bersamaan di rumah: ibu rumah tangga dan pengusaha. Inilah kemajuan kaum hawa yang pantas diberi acungan jempol.

Akhirnya, semoga semua kaum perempuan menjadi putri sejati yang harum namanya seperti cita-cita Ibu Kartini. Selamat berkarya sababat genderku, mahkluh Tuhan paling laris. Selamat Hari Kartini!